Senin, 13 Oktober 2008

Masa Bapak Hamil...?

Bareng Om Totok di Lemah Abang

Di tengah-tengah bulan Ramadhan saat semua umat muslim sedang menunaikan ibadah puasa, para kru Mitos malah sibuk mengemas perlengkapan shooting untuk diusung ke Wonosobo. Yak, pagi itu, Sabtu 20 September 2008, kami berangkat menuju Wonosobo untuk menyalesaikan 2 buah produksi film dari Dinas Kesehatan Masyarakat tentang kesehatan ibu hamil.

Kok ibu hamil? Ya iyalah masak bapak hamil!? Kota Wonosobo tepatnya di Dusun Kaliwiro itu angka kematian meningkat karna kehamilan yang tidak sehat. Bagaimana tidak? Kasusnya saja banyak warga dusun yang tidak meneruskan sekolah sampai ke tingkat yang lebih tinggi (biasanya sampai SMP saja), jadi pengetahuan mereka masih kurang sehingga mereka menyepelekan kehamilan dan bahaya-bahayanya. Dan karna lokasi dusun di lereng gunung yang jauh dari perkotaan sehingga susah juga untuk ibu hamil untuk rajin memeriksakan kandungannya ke bidan/Puskesmas jadi musti bidannya yang sering-sering mengkontrol keliling desa itu.

Diawali dengan doa keberangkatan, para kru dimulai dari kantor dengan membawa dua mobil Espass untuk para manusianya dan satu mobil box untuk peralatan yang begitu banyak. Keberangkatan agak tertunda karena nuggu Mas Argo yang belum datang dan saat ditelepon ternyata baru bangun tidur! Huh, nyebelin…! Selang beberapa jam berangkatlah para rombongan sineas ini menuju kota dingin itu.

Dengan dibekali HT permobil satu yang membuat komunikasi kami tidak terputus sehingga mobil yang paling depan dapat memberi informasi keadaan jalan dan guyonan pun bisa tetap berjalan lancar. Rombongan cewek-cewek cantik berada di rombongan pertama yang disopiri sama Om Nunu, rombongan cowok yang disopiri Mas Argo, dan urutan terakhir mobil box yang disopiri Mas Saifu.

Karna jarak yang begitu jauh jadi kami memutuskan berhenti di pom bensin Lemah Abang. Kita kan care ma temen jadi saling tungu-menunggu! Lama…. Banget nunggu mobil kedua yang dipimpin sama Pak Ari itu, udah dateng giliran nunggu mobil box, dihubungi nggak bisa-bisa bikin semua jadi gelisah. Kegelisahan bertambah ketika Saifu memberi kabar kalo mobilnya menabrak rambu di jalan yang sedang diperbaiki (gendheng!)

Bersambung

Suara Hati


Siang-siang nih diruang sound editingnya Mitos aku dan Mas Argo yang sedang ngedit audio klien ngobrol di tengah dinginnya AC ruangan itu. Di tengah-tengah obrolan aku sempet curhat.

“Aku pingin bikin video klip nih.”

“Video klip? Video klip apa?”

“Lagu Perjalanan jaman dulu.”

“Lagu Perjalanan jaman dulu…?????” tanyanya dengan wajah bingungnya.

“Itu lho, yang liriknya ‘Dengan kereta senja kupulang sendiri…’!” jelasku dengan melantunkan lagu.

“Yo buat to!”

“Tapi.. masih bingung… gimana buatnya yah? Bentuk skenarionya gimana? Kan nggak ada dialognya! Terus orang-orangnya juga.”

“Sik.. sik.. sik..! Lha latar belakangmu mau bikin video klip tu apa?”

“Wah, banyak faktor! Pertama aku emang pingin banget bikin suatu karya yang idenya bener-bener dari diri aku sendiri, terus pas denger lagu itu tampa aku sadar gemrobyos dewe jadi pingin banget bikin klipnya, terus aku pingin buktiin ke beberapa orang yang menyepelekanku kalo aku tu bisa, dan aku merasa iri kalo aku dipameri temenku kalo dia bisa bikin itu aku kan juga bisa! Pokoknya buanyak deh… ”

“Ya udah to bikin skenarionya!”

Ada. Tapi masih bingung sih skenario videoklip kayak gimana.”

“Yo kamu tentuin lokasinya di mana!”

“Udah.”

“Karakter orangnya kayak gimana.”

“Udah”

“Propertinya apa aja.”

“Udah”

“Lha terus nuggu apa?!”

“Lha krunya itu, sama kamera buat ngambil gambar.”

“Yo konco-konco mu kui to dijaki! Kamera pinjem sini waktu masih selo kan juga bisa!”

“Iya sih, rencananya aku mau ngajak temen-temen terus yang bantuin juga ada, bahkan bentuk cover kaset udah ada di kepala!” sahutku dengan pedenya.

“Lha nunggu apa!”

“Nunggu laptop.”

“Alah-alah, nunggu laptop…!”

Belum merampungkan nasihatnya, ada klien masuk yang mau rekaman. Ya udah deh percakapan sampai di situ.

Huh.. gimana ya…? Apa aku bisa menjalankan semua imajinasiku itu? Siapa yang mau bantu tanpa dibayar? Nggak mungkin kan aku bekerja sendiri? Tetep harus ada yang bantu untuk diajak kerja sama. Padahal di rumah udah panas banget dipandang nggak bisa apa-apa, dan telinga ni udah panas banget dipameri ma sodara-sodara yang sukses dan mampu mengankat derajat keluarga. Aku pingin berusaha…!

Teman teman para sedherek dan sedulur kula nyuwun pangestu… mugi-mugi cita-cita kula niki berhasil. Amin… J

Bmr Banget Tuh...!


Aku dan bmr

Sore itu aku pulang dari PKL naik bus dari Stasiun Poncol. Aku duduk di bangku paling belakang dekat jendela bus jurusan Semarang-Ambarawa itu dan tiba tiba aku menyanyikan sebuah lagu, “dengan kereta senja kupulang sendiri…” dengan menatap ke arah luar dan meresapinya tak terasa air mataku menetes kebawah saking meresapinya lagu itu.

Sesampainya di rumah aku membuka catatan lamaku. Lembaran demi lembaran kubuka kutemukan sebuah lagu “jaman kuda beranak” itu langsung dengan spontannya aku berteriak “Nah, ini dia!”. Ya, saat itu tiba-tiba pula aku ingin membuat videoklipnya (saking terharunya kale..) dan memang aku sedang mencari-cari sebuah lagu untuk kujadikan video klip. Nah, lagu itu yang kucari-cari slama ini, langsung aja aku bikin skenario waktu itu, bayangin suasananya, lokasinya, karakter orangnya, yah semua langsung tergambar dalam otakku.

Keesokan harinya aku seperti biasa melaksanakan tugas dari sekolah PKL… PKL...! Aku nongkrong sama Om Totok (begitu aku akrab memanggilnya) terus cerita deh.

“Tadi malem aku habis bikin skenario video klip.”

“Oya? Mas, ni Okta bisa bikin skenario klip nih!” teriaknya pada Pak Ari, sang kakak sekaligus bosku itu.

“Ye… orang baru belajar kok!” tegasku.

“Ya nggak papa,” sela Pak Ari.

“Ok! Adikku mau bikin video klip tuh tolong bantuin donk nanti bentuknya kayak gimana soalnya kita belum punya gambaran nih…”

“Siap-siap aja sih kalo saya. Nama bandnya apa?”

“Mm.. apa ya..? Lupa! Hehe…”

“Gimana sih? Band adiknya sendiri kok lupa!”

“Itu band temannya adikku, ya masih satu manajemen sih sama bandnya adikku itu. Dia itu dibiayai untuk bikin video klip. Nanti bikinnya di Solo.”

Ada liriknya? Lagunya tentang apa?”

Ada tuh di sana liriknya! Lagunya tu tentang… ya intinya memuja seorang wanita gitu deh..!”

“O… memuja wanita. Bmr banget tuh…!” batinku.

Keesokannya lagi nih aku kasiin skenarioku ke om Totok.

“Nih Om, contoh skenario buatanku”.

Dan dibacalah itu.

“Oya… nanti dibuatin ya Ok. Nanti aku kopiin MP3-nya yah.”

“Siap.”

Wah, agak ragu juga nih disuruh bikin skenario buat klip beneran. Apa aku bisa ya? Ketakutanku nanti kalo nggak sreg ma yang punya lagunya terus nggak di terima deh. Po rak nggonduuukkk…ngko!